Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) Prabowo Subianto punya cara pandang sendiri dalam mengevaluasi kinerja satu tahun pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) - Boediono. Dia mengambil perumpamaan sepakbola.
Prabowo mengatakan penonton yang ada di luar lapangan biasanya lebih pintar dari pemain sepakbola. "Jadi kalau [pemain] mengoper bola ke kiri, [penonton] ngomong, kok ke kiri? harusnya ke kanan. Goblok dia," kata Prabowo usai melantik sejumlah pengurus HKTI di Jakarta, Kamis 21 Oktober 2010.
Demikian pula dengan kinerja pemerintahan SBY yang saat ini dia umpamakan ada di dalam lapangan. "Saya akan mudah mengkritik. Coba kalau saya di lapangan, belum tentu bisa lebih bagus dari SBY," kata Prabowo yang juga pendiri Partai Gerindra ini.
Jika ada yang mau maju sebagai kapten kesebelasan, kata dia, silakan maju dan calonkan diri pada pertandingan yang akan datang. "Silakan maju ke final, kalau enggak final ya jadi pegawai saja."
Dia berharap kritik yang datang ke pemerintahan SBY-Boediono murni kritik membangun. Kalau memang kinerja kurang, katakan kurang. Dia menilai ada sekelompok masyarakat yang saling menggerogoti dan melakukan intrik seperti yang pernah dikatakan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad.
Suatu saat, kata dia, Mahathir mengatakan bahwa rumpun melayu itu seperti kepiting. "Kenapa kepiting? Coba perhatikan kalau masih hidup, kepiting ditaruh di suatu kolam lalu ada temannya yang lain naik, kepiting ini membawa turun. Kalau ada yang naik lagi, temannya yang lain lagi bawa turun," kata dia.
Menurutnya, rumpun melayu seperti kepiting yang suka menurunkan kawan yang sedang naik. "Jangan sampai kita jadi bangsa kepiting."
Peringatan satu tahun pemerintahan SBY-Boediono, kemarin, ditandai dengan aksi demo besar-besaran di sejumlah titik, terutama di Jakarta
Prabowo mengatakan penonton yang ada di luar lapangan biasanya lebih pintar dari pemain sepakbola. "Jadi kalau [pemain] mengoper bola ke kiri, [penonton] ngomong, kok ke kiri? harusnya ke kanan. Goblok dia," kata Prabowo usai melantik sejumlah pengurus HKTI di Jakarta, Kamis 21 Oktober 2010.
Demikian pula dengan kinerja pemerintahan SBY yang saat ini dia umpamakan ada di dalam lapangan. "Saya akan mudah mengkritik. Coba kalau saya di lapangan, belum tentu bisa lebih bagus dari SBY," kata Prabowo yang juga pendiri Partai Gerindra ini.
Jika ada yang mau maju sebagai kapten kesebelasan, kata dia, silakan maju dan calonkan diri pada pertandingan yang akan datang. "Silakan maju ke final, kalau enggak final ya jadi pegawai saja."
Dia berharap kritik yang datang ke pemerintahan SBY-Boediono murni kritik membangun. Kalau memang kinerja kurang, katakan kurang. Dia menilai ada sekelompok masyarakat yang saling menggerogoti dan melakukan intrik seperti yang pernah dikatakan mantan Perdana Menteri Malaysia, Mahathir Muhammad.
Suatu saat, kata dia, Mahathir mengatakan bahwa rumpun melayu itu seperti kepiting. "Kenapa kepiting? Coba perhatikan kalau masih hidup, kepiting ditaruh di suatu kolam lalu ada temannya yang lain naik, kepiting ini membawa turun. Kalau ada yang naik lagi, temannya yang lain lagi bawa turun," kata dia.
Menurutnya, rumpun melayu seperti kepiting yang suka menurunkan kawan yang sedang naik. "Jangan sampai kita jadi bangsa kepiting."
Peringatan satu tahun pemerintahan SBY-Boediono, kemarin, ditandai dengan aksi demo besar-besaran di sejumlah titik, terutama di Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar